Macam-macam zat berbahaya
Nitrat
Digunakan sebagai pengawet makanan dan rasa gurih dalam daging dan ikan. Umumnya dalam makanan kaleng selalu ada kandungan ini.
Penelitian yang dilakukan universitas Harvard 2010 silam mengatakan bahwa peningkatan jumlah nitrat dalam makanan kemasan/kalengan ini dapat berbahaya bagi jantung dan diabetes tipe 2.
Merkuri
Kandungan merkuri ini bisa jadi ancaman. Umumnya terbawa oleh ikan laut yang bahkan kaya akan nutrisi dan omega-3.
Merkuri menjadi racun yang paling berbahaya bagi tubuh, terutama anak-anak dan wanita hamil karena
memberikan pengaruh yang sangat besar apabila jumlahnya banyak menumpuk di dalam tubuh.
BPA
BPA atau bisphenol A biasa ditemukan dalam makanan kaleng atau makanan kemasan plastik. Bukan makanan yang menyebabkan, tetapi justru kemasan yang memberikan pengaruh besar.
Apabila makanan tersebut dipanaskan, BPA akan dilepaskan dan dapat mempengaruhi hormon hingga menyebabkan penyakit kanker.
Arsenik
Arsenik ditemukan dalam air serapan tanah. Biasanya juga terbawa pada makanan atau minuman dan apabila dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan waktu lama ia dapat menyebabkan kanker.
Pewarna buatan
Pewarna buatan yang berbahaya umumnya yang bukan untuk makanan, tetapi diperuntukkan kepentingan lain, misalnya seperti tekstil. Harganya jauh lebih murah ketimbang pewarna makanan sehingga tidak sedikit orang yang menggunakannya.
Bahayanya beragam, dapat menyebabkan hiperaktif pada anak, ADHD, dan lain sebagainya.
Pemanis buatan
Sama seperti pewarna buatan, pemanis buatan ini mengandung aneka bahan berbahaya seperti aspartame, sucralose, saccharin, dan acesulfame potassium yang bisa mempengaruhi kesehatan.
BHA
BHA atau juga disebut Butylated hydroxyanisole biasa digunakan untuk menstabilkan rasa dan membuatnya lebih awet. Environmental Working Group mengategorikan bahan ini sebagai bahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena dapat menyebabkan kanker.
Inilah mengapa medis menyarankan agar tidak terlalu sering mengonsumsi makanan kemasan/kalengan. Lebih baik pilih makanan yang segar dan Anda tahu sendiri proses pengolahannya.
Rhodamin B
Rhodamin B
adalah pewarna sintetis yang digunakan pada industri tekstil dan kertas.
Rhodamin B berbentuk serbuk kristal merah keunguan dan dalam larutan akan
berwarna merah terang berpendar. Zat itu sangat berbahaya jika terhirup,
mengenai kulit, mengenai mata dan tertelan. Dampak yang terjadi dapat berupa
iritasi pada saluran pernafasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, iritasi
saluran pencernaan dan bahaya kanker hati.
Apabila
tertelan dapat menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan dan air seni akan
berwarna merah atau merah muda. Penyebarannya dapat menyebabkan gangguan fungsi
hati dan kanker hati. Penyalahgunaan rhodamin B untuk pewarna makanan telah
ditemukan untuk beberapa jenis pangan, seperti kerupuk, terasi, dan jajanan
yang berwarna merah terang.
Ciri-ciri
makanan yang mengandung pewarna rhodamin B antara lain makanan berwarna merah
mencolok dan cenderung berpendar serta banyak memberikan titik-titik warna
karena tidak homogen. Segera hindari makanan dengan ciri tersebut.
Pewarna
kuning Metanil
Zat pewarna
kuning metanil adalah pewarna sintetis yang digunakan pada industri tekstil dan
cat berbentuk serbuk atau padat yang berwarna kuning kecoklatan.
Pewarna kuning
metanil sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mengenai mata dan
tertelan. Dampak yang terjadi dapat berupa iritasi pada saluran pernafasan,
iritasi pada kulit, iritasi pada mata, dan bahaya kanker pada kandung dan
saluran kemih.
Apabila tertelan
dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, diare, panas, rasa tidak enak dan
tekanan darah rendah. Bahaya lebih lanjutnya yakni menyebabkan kanker pada
kandung dan saluran kemih.
Penyalahgunaan
pewarna kuning metanil untuk pewarna makanan telah ditemukan antara lain pada
mie, kerupuk dan jajanan lain yang berwarna kuning mencolok dan berpandar.
Ciri-ciri
makanan yang mengandung pewarna kuning metanil antara lain makanan berwarna
kuning mencolok dan cenderung berpendar serta banyak memberikan titik-titik
warna karena tidak homogen.
Formalin
Pengawet
formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan bau yang sangat menusuk. Di
dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambah
metanol hingga 15% sebagai pengawet.
Formalin
digunakan sebagai bahan perekat untuk kayu lapis dan desinfektan untuk
peralatan rumah sakit serta untuk pengawet mayat.
Formalin
sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, dan tertelan. Akibat yang
ditimbulkan berupa luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan,
reaksi alergi, dan bahaya kanker pada manusia. Bila tertelan formalin sebanyak
30 mililiter atau sekitar 2 sendok makan akan menyebabkan kematian.
Jika
tertelan maka mulut, perut, tenggorokan akan terasa terbakar, sakit menelan,
muntah, mual, dan diare. Tidak jarang juga menyebabkan pendarahan. Dapat
mengkibatkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa, sistem syaraf pusat dan
ginjal.
Deteksi
formalin kualitatif maupun kuantitatif secara akurat hanya dapat dilakukan di
laboratorium dengan menggunakan pereaksi kimia.
Namun, ada
beberapa ciri pangan berformalin yang dapat membantu membedakan dari makanan
tanpa formalin:
1.Mie basah
berformalin
- Tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar (25 derajat celcius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celcius)
- Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie yang lain.
2. Tahu
berformalin
- Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat celcius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celcius).
- Tahu terlampau keras, kenyal namun tidak padat.
3. Ikan
segar atau hasil laut berformalin
- Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat celcius)
- Warna insang merah tua dan tidak cemerlang dan warna daging putih bersih.